Skip to content
Home » Rumah Tropis di Citraland Menjawab Tantangan Lingkungan

Rumah Tropis di Citraland Menjawab Tantangan Lingkungan

Originally published in JawaPos.com on November 8th, 2020
Editor: Ilham Safutra
Reporter: fam/c14/ayi

Click here to see the original article.


Konsep rumah tropis dipilih agar sesuai dengan lingkungan sekitar. Rumah terasa nyaman dan segar di tengah panasnya Surabaya. Tampilan asri membuat hunian tak lekang oleh waktu.

DENGAN lahan seluas 600 m² di area hook, rasanya konsep rumah apa pun mungkin diwujudkan. Namun, arsitek Yohanes I. Limandjaya dan klien tak serakah menggunakan lahan. Prioritasnya, rumah bukan sekadar bangunan. ”Brief awal dari klien, desainnya seperti Singaporean house, tropis. Banyak bukaan,” ungkap Yohanes.

Bangunan dirancang ramping dan efisien. Pencahayaan dan penghawaan alami melimpah. Arsitek Yo Design Architect itu menjelaskan bahwa konsep rumah tropis memang pas diterapkan di Indonesia. Desainnya menjawab tantangan lingkungan. Terutama cuaca panas dan paparan cahaya matahari yang relatif panjang.

Dia memaparkan, salah satu unsur rumah tropis adalah tritisan atau sosoran panjang. Fungsinya, memberi ruang agar udara dari luar rumah bisa ”didinginkan” sebelum masuk rumah. Namun, unsur utama itu justru menjadi tantangan tersendiri dalam desain rumah klien Yohanes di kawasan CitraLand, Surabaya Barat, tersebut. Sebab, panjang tritisan mencapai 2–2,5 meter. Berpotensi menjadi beban pada bangunan utama.

Yohanes mengungkapkan, ada beberapa material yang sempat diujicobakan. Mulai beton, kayu, hingga metal. ”Akhirnya, pilihan jatuh ke besi hollow. Relatif ringan, tapi tetap memberi efek teduh seperti kayu,” ujar Yohanes. Pengerjaan pun cukup menyita waktu lantaran seluruh proses dilakukan manual.

Untuk mencegah rumah tampak bulky, bangunan ”dipecah” menjadi dua agar rumah tak timpang di sisi barat. ”Apalagi, tanah menghadap barat. Saat sore, ruangan bisa sangat silau dan panas,” jelas alumnus UK Petra, Surabaya, tersebut.

Meski bangunan ramping, daya tampung tetap maksimal. Banyak spot nongkrong, mulai teras, living room di dua lantai, hingga ruang khusus untuk nonton di basemen. ”Owner rumahnya memang dari keluarga besar. Banyak yang berasal dari luar pulau. Kalau singgah ke sini, bisa menginap di rumah,” kata Yohanes.

Menurut dia, rumah tropis tak cuma hemat energi dan lega. Tampilannya pun everlasting. Setidaknya hal itu sudah teruji dari rumah desainnya. ”Sejak gambar desain rampung pada 2012, bagian eksterior rumah relatif sama. Nggak banyak berubah dan masih relatable,” tandasnya.